Monday, July 10, 2006

[Bus Kota] Tidak melulu

Hari ini selepas pintu tol kebon jeruk ada seorang pengamen, dia adalah seorang lelaki berumur kurang lebih 30 tahun, berbeda dengan pengamen yang sering saya identikkan dengan pakaian lusuh, kulit dekil, aksesoris dan segala ketidakterawatannya.

Bapak ini seorang warga keturunan cina, menggunakan kaos berkerah dengan ikat pinggang terlihat, begitupula potongan rambutnya, rapi. Terlihat sekali kalo bapak ini baru dalam bidang mengamen --setidaknya menurut penilaian saya pribadi, pasalnya beliau terlalu banyak menyanyikan lagu, tidak menggunakan alat bantu apapun baik gitar maupun kecrekan --hanya menggunakan suara-- dan kurang cermat menentukan kapan waktu meminta uang kepada penumpang, hingga pada akhirnya hampir setengah dari penumpang bus terlanjur turun sebelum dia sempat meminta uang.

Lagunya antara lain lilin-lilin kecil, you raise me up (bener gak nih judulnya), melodi-memori, dibawakan dengan suara nyaring namun tidak asal, apa istilahnya ya ?

Satu gambaran lagi bagi saya pribadi --mudah-mudahan untuk pembaca juga, bahwa warna kulit di tanah Jakarta tidak melulu menjadi lambang kesejahteraan, tidak seperti selentingan yang sering saya dengar tentang ketidakadilan yang dialami warga pribumi terhadap non pribumi dalam hal memperoleh hak akses untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sip, semangat Pak !!

Tuesday, July 04, 2006

[Sosial] Demografi dan Konflik dalam Masyarakat

Benar-benar tak punya ide untuk menulis, ini ada bacaan menarik.

Sejak tumbangnya Orde Baru, perkembangan masyarakat di Indonesia ditandai oleh perbedaan pendapat yang akhir-akhir ini menjurus kepada ketidakserasian bangsa. Dampak dari rasa muak terhadap friksi yang tidak berkesudahan, mulai muncul di kalangan awam kerinduan atas keadaan masa lalu yang dianggap relatif stabil, aman, dan mudah mencari makan.
Konflik yang berkepanjangan tidak perlu terjadi apabila kekuatan politik yang ada memahami keadaan dan perkembangan struktur demografi Indonesia. Secara demografis, konflik di Indonesia sebenarnya dapat dijelaskan dari sisi perbedaan antargenerasi inter-generational gap). Struktur penduduk sebenarnya menggambarkan pengalaman anggota masyarakat di mana setiap orang yang ada di dalamnya telah melalui siklus kehidupan, dari sejak lahir, bayi, anak, akil balik, dewasa, tua dan akhirnya mati. Perjalanan kehidupan setiap orang dengan latar belakang yang mempengaruhi tata kehidupannya ini akan membentuk sikap, pandangan dan perilaku.

Selengkapnya bisa dilihat di sini

Sumber : http://www.sinarharapan.co.id/berita/0402/16/opi02.html
Tanggal akses : 4 Juli 2006, pukul 3.53 pm