Tuesday, October 31, 2006

[Ra Genah] Kebijaksanaan & Tuan Telur

Bahkan kebijaksanaan yang sering lalu-lalang di depan mata, terdengar oleh telinga dan terbukti dengan perbuatan sangat sulit untuk dimengerti [gak mudeng-mudeng], semuanya terhalang oleh jiwa manusia yang kotor dan palsu.

Terima kasih untuk Tuan Telur yang telah menunjukkan pelajaran berharga, bahwa segala sesuatunya bukan cuma dibayangkan ataupun diangan-angan, seharusnya dilakukan supaya terwujud.

Sunday, October 29, 2006

Mohon Maaf Lahir & Batin

Taqabbalallahu minna wa minkum

Semoga Alloh SWT menerima amal & ibadah kita di bulan ramadhan, serta menjadikan kita golongan yang kembali pada fitrah. Mohon maaf lahir batin.

Mudah-mudahan jadi manusia dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, hi..hi..hi.. mohon maaf lahir batin, mohon maaf atas segal perbuatan dan perkataan yang tidak berkenan, juga hutang dan janji yang tak terbayar, harapan si penulis si diikhlaskan aja hi..hi..hi..hi.., tapi kalo ngga ya silakan ditagih, surat tagihan bisa dilayangkan ke galuh100@yahoo.com. Mokasi.

Wednesday, October 11, 2006

[Catatan] 05 Mei 2006

Ku berada kembali di tempat ini
Semilir angin sore yang menentramkan
Tenang rasa hati
Pikiran yang kembali melayang
Ya, Dia telah menunjukkan kuasanya

Bagai cahaya langit utara
Indah dilihat tak bisa diraih

Ah.. sudah enam revolusi rupanya
Kembali, ketika kusadari bahwa rasa itu pernah datang
Di tengah gelap dan dingin yang menyelimuti diriku

Kini semua terbang jauh dan menghilang
Tertiup angin lembut kehidupan
Indah seperti bunga ilalang yang melayang
Tak menentu terombang-ambing bersama semilir angin dan harum rerumputan

05 Mei 2006

Tuesday, October 10, 2006

[Ra Genah] Ruang, Kanvas & Guci

Rasanya seperti berada di dalam ruangan yang penuh dengan barang pecah belah semisal kanvas, guci-guci yang indah berkilau, rasanya tak ingin sedikitpun melewati pesona dari masing-masing benda-benda tersebut, benar-benar membunuh rasa bosan, hingga pada akhirnya menyentuh setiap sudut setiap benda, lantaran ingin merasakan apa bahan pembuatnya, kehalusan, lekuk keindahannya, jiwa dan nafas si pembuat, namun ketika sedang tenggelam dalam keindahan, tanpa sengaja memecahkan satu dari sekian benda-benda tersebut, ah ya, kesempurnaan yang sebelumnya ada sekarang hilang, sepertinya semua keindahan itu hanya bisa dilihat, dimaknai dan dipikirkan, tidak bisa sekalipun disentuh. Ah, ya, ruang, kanvas & guci.