Monday, October 29, 2007

quotes of the day

1. "something doesn't killing you makes you stronger"

2. "help doesn't easily come to you"

3. "for being someone in the spotlight you need to differentiate from others"

Thursday, October 25, 2007

Kutilang, Akar Nafas & Si Piyik

Pagi itu, seseorang cukup tercenung melihat perilaku burung kutilang yang menarik-narik akar nafas yang menggantung dari sebuah pohon beringin. Bisa jadi ia adalah satu dari sekian banyak orang yang sedang melamun di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota Jakarta di pagi hari, manusia kebanyakan. Lebih memilih untuk melamun dibandingkan misuh-misuh karena minimnya pelayanan pemerintah kota terhadap fasilitas publik. Ah sudahlah, pikirnya. Perilaku burung kutilang tersebut mengingatkan dirinya tentang kisah burung merpati yang dimilikinya semasa kecil. Mulai dari sepasang, beranak pinak hingga kurang lebih 20 ekor dan pada akhirnya semakin berkurang, hingga hanya seekor lalu pergi entah kemana.

Kembali pada kutilang, perilaku menarik akar nafas pohon beringin mengingatkan tentang aktivitas burung merpati yang akan membuat sarang pada masa bertelur dengan mengumpulkan ranting, daun ataupun rumput kering. Jika cuaca sering hujan maka kecenderungan telur-telur yang dihasilkan sehingga menetas menjadi anakan lebih kecil dibanding pada musim panas. Misal dari 4 telur maka maksimal hanya 2 yang akan menetas, sisanya yang 2, kemungkinan akan membusuk, belum lagi peran pemangsa seperti tikus yang akan semakin memperkecil jumlah telur.

Ini kisah generasi (ke 4) terakhir burung merpati, satu saat seekor --dan memang satu-satunya-- merpati betina dari garis keturunan terakhir si coklat dan si hitam mendapatkan pasangan seekor merpati jantan liar, entah kedatangannya dari mana, dari perawakannya jelas ia lebih sering bertarung dibandingkan terbang, sayapnya cukup panjang hingga mencapai ekornya, bulu-bulu yang ada pada lehernya tidak bisa tumbuh kembali, sebelah matanya berwarna kuning jagung, yang lain berwarna merah tua, bulu-bulu berwarna abu-abu tua yang menempel pada tubuhnya benar-benar lusuh dan tidak terawat, si jantan lebih tepat disebut sebagai bromocorah untuk ukuran merpati, tidak punya tuan, limpung kesana-kemari tanpa tujuan dan tak segan bertarung untuk mendapatkan makanan.

Berbahagialah ia karena pada suatu saat Penguasa Alam Semesta mempertemukannya dengan pasangannya. Si anak --tuan merpati betina-- sebenarnya kurang setuju atas takdir ini. Tapi seperti kata orang, namanya jodoh, akhirnya direstui. Hiduplah sepasang merpati itu bersama, menikmati setiap waktu seperti pasangan muda, layaknya manusia, mungkin mereka pikir dunia cuma milik berdua. Hingga pada saatnya, ketika memasuki musim bertelur, si betina maupun si jantan bersama mengumpulkan ranting, rumput dan daun-daunan kering untuk sarang tempat bertelur. Selang beberapa lama kemudian si betina bertelur, telur yang dihasilkan hanya satu butir, ukurannya cukup besar. Aih, saat itu akhir musim kemarau dan awal musim penghujan, udara di dalam kandang cukup lembab dan basah, alas triplek kandang juga sering basah, kecil kemungkinan telur akan menetas tanpa usaha ekstra kedua induk.

Hanya pada kira-kira minggu pertama si betina mengerami secara bergantian dengan si jantan, frekuensi dan lama waktu mengerami si betina lebih panjang daripada si jantan, si betina akan keluar dari kandang hanya untuk sekedar makan, minum dan sedikit beristirahat, lalu kembali lagi ke kandang untuk menggantikan si jantan. Pada satu pagi setelah malam diguyur hujan lebat, si betina tergeletak kaku berada di luar kandang, di lehernya ada semacam gigitan, entah kucing atau tikus, keparat --pikir si anak, bagaimana nasib telur yang sedang dieraminya, berharap pada si jantan untuk menggantikan peran si betina sepertinya hampir tidak mungkin.

Satu saat si anak ingin mengambil telur yang berada di dalam kandang, tapi seketika itu pula ada hentakan keras dan patukan tajam dari dalam kandang disertai suara geruk merpati. Ah, rupanya si jantan sedang mengerami telur tersebut. Di tunggu sekian lama oleh si anak dalam hari-hari selanjutnya ternyata merpati jantan tidak pernah keluar dari kandang, benar-benar luar biasa, ternyata peran si betina diambil alih sepenuhnya oleh si jantan. Si anak, hanya bisa membantu untuk meletakkan biji-bijian dan air ke dalam kandang, sedikit membantu si jantan yang sedang mengerami agar tidak perlu jauh ke luar kandang untuk mencari makan dan minuman.

Hari-hari berjalan, hujan deras juga sering mengguyur, di malam hari sesekali terdengar hentakkan sayap dan gerukan kasar dari si merpati jantan, kemungkinan besar ia sedang menghalau pemangsa yang menginginkan dirinya atau telur yang sedang dieraminya. Beberapa minggu kemudian usaha si jantan membuahkan hasil, telur menetas menjadi anakan pejantan --diketahui jika sudah besar, yiiikk..yiiikk..yiiik... begitu suaranya, mungkin ini yang menyebabkan anakan sebangsa burung sering disebut piyik.

Setelah anakan lahir, si jantan sudah sering keluar kandang, benar-benar terlihat bertambah lusuh, lemah dan tidak terawat, jumlah biji-bijian yang dimakannya sangat banyak, sebagian untuk dirinya sendiri, sebagian untuk anaknya. Si piyik punya nafsu makan yang cukup kuat, semakin lama ia tumbuh semakin besar, belum seluruh bulu halusnya tanggal terganti dengan bulu dewasa, ia sudah ditinggal mati induk jantannya, mati tertembus timah kecil yang berasal dari senapan angin pemuda-pemuda yang merasa memilikinya.

Si piyik pada akhirnya harus berusaha kuat untuk memakan biji-bijian sendiri, paruhnya sendiri masih terlihat muda dan lemah, rasa lapar mengalahkan segalanya, sedikit-demi-sedikit biji-bijian yang sudah dipecahkan si anak dimakannya, hari berjalan ia smenjadi kuat untuk memakan biji-bijian tanpa dipecah terlebih dahulu, hari berjalan tubuhnya semakin besar, setiap kali si anak memasukkan makanan ke dalam kandang, setiap kali itu pula ia mendapatkan hentakkan keras sayap dan patukan dari si piyik yang menganggapnya serangan pada dirinya.

Pada saatnya ketika sudah tumbuh sedemikian kuat ia melihat dunia luar, dipandangnya dunia yang kali pertama dilihatnya, terang-benderang cahaya menerpa tubuhnya, silir-semilir angin berhembus, ditapakinya genting-genting rumah hingga mencapai puncak tertinggi atap dengan tertatih-tatih menyeimbangkan tubuhnya. Benar-benar seperti makhluk yang kehilangan identitas kodratinya, sejauh ini sayapnya hanya untuk digunakan untuk menyerang hal asing yang dirasakan menyerang dirinya, tidak pernah melihat bagaimana induknya terbang ataupun mengajarinya mengepakkan sayap, mudah-mudahan usaha si anak mengepak-ngepakkan tangan yang bertindak seolah sebagai sayap punya andil, walaupun sesungguhnya hanya insting pemberian Penguasa Alam Semesta yang menuntun si piyik.

Pada saatnya si piyik, kuat untuk terbang, terbang mengitari sekeliling atap rumah, terbang dari kandang ke puncak tertinggi rumah, dari satu titik ke titik yang lain, melongok-longok ke segala penjuru yang bisa diraih pandangannya, terkagum-kagum akan kebesaran hal yang bisa ditemuinya di luar kandangnya sendiri. Hampir mirip dengan keadaan induknya yang jantan, seperti limpung, tak tahu tujuan, sering-kali bertarung dengan tangan si anak yang hendak memberikan makan, tapi sepertinya keadaannya lebih buruk. Si piyik benar-benar kehilangan identitas.

Di siang menjelang sore, kembali si piyik bertengger di puncak tertinggi atap rumah, melongok-longok ke segala penjuru, terlihat sekali keragu-raguannya, tapi kembali bahwa insting benar-benar memberanikan keberadaannya sebagai salah satu makhluk penjelajah. Dikepakkan sayapnya sekuat-kuatnya menuju arah timur, tanpa pernah kembali lagi ke kandang. Mungkin, di arah sana ia akan mendapatkan sekumpulan kawanannya. Mungkin, di arah sana ia akan bertemu pasanganya dan kembali mengulang skenario induk jantannya. Dan mungkin juga, di arah sana ia akan mati tertembus peluru timah senapan angin.

Wednesday, October 24, 2007

Bebas Terikat

Mode sok-tahu ON. Manusia terlahir bebas sekaligus terikat. Bebas terhadap manusia lainnya. Terikat atas kesadaran tentang pemahaman keberadaannya. Dibalik keterikatan ada unsur pembebasan. Jadi, berusahalah menjadi manusia bebas tanpa terikat oleh manusia lainnya. Entah pria ataupun wanita sama saja, sama-sama manusia. Cuma secuil sekat dogma yang membatasi. Yang paling hebat jadi manusia terikat sekaligus bisa membebaskan. Sering kali gue temui jenis yang satu ini, penghargaan setinggi-tingginya dari gue sebagai pribadi. Mode sok-tahu OFF.

Monday, October 22, 2007

Mengenai Pekerjaan

Satu saat ingin menjadi seorang tukang ukir kayu di sebuah desa kecil, bekerja dengan semangat, teliti, rapi, memperhatikan detail setiap guratan kayu yang diserpih, hingga menjadi sebuah seni yang indah --walaupun relatif, sehingga memberikan kepuasan tertinggi bagi pribadi.

Saat lain ingin menjadi pembuat kue, kue yang lembut, manis dan harum, sambil mendengar gelak-tawa anak-anak kecil yang sedang menikmatinya sambil bercanda, rasanya benar-benar senang.

Saat lain ingin menjadi petani tanaman bunga, menikmati setiap usaha yang dilakukan untuk membibitkan, membuat komposisi tanahnya, memupuk, menyiram serta menyiangi, dan pada saatnya nanti bisa melihat bunga warna-warni yang cerah.

Saat lain lagi ingin menjadi seorang petualang sejati, menikmati setiap jengkal kehidupan dunia, tak terlewatkan satupun, dicatat-didokumentasikan-difoto hingga satu saat nanti jika ada orang yang membaca dan melihatnya dapat menambah pengetahuan dan wawasannya, seperti melihat dunia dari sebuah jendela kecil yang terang benderang di dalam ruang yang gelap. Tercerahkan.

Setiap momen pekerjaan dirasai sebagai sebuah proses yang sangat mengasyikkan, halangan "rumput tetangga selalu lebih hijau" terlampaui, persetanlah, bangga akan karya dan memiliki penghargaan yang tinggi akan kemampuan pribadi. Merdeka sebagai individu yang berkarya serta bermanfaat bagi sesama.

~hmm... lama-lama kok jadi kayak puisi

Friday, October 12, 2007

Taqabbalallahu minna wa minkum

Semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan
Semoga kita selalu berada dalam kebaikan dan termasuk orang yang kembali pada fitrah

Mohon maaf lahir dan batin atas semua kesalahan, terima kasih untuk semuanya atas segalanya.

catatan :

Yang punya piutang sama gue harap segera ditagih, baik materi maupun non-materi.