Yeah, gue selalu tertarik akan hal yang satu ini, sangat sadar bahwa diri ini benar-benar butuh jawaban atas pertanyaan yang sering muncul di dalam pikiran. Ada salah satu tulisan yang sangat menarik untuk dibaca mengenai pelajaran di dalam kehidupan, tulisan ini adalah pidatonya Mr. Steve Jobs pada bulan Juni 2005 ketika kelulusan mahasiswa di Universitas Stanford (*). Gue benar-benar terkesima membacanya, and it's inspired me. Mungkin akan sedikit gue simpulkan, ada beberapa poin penting di dalam pidato tersebut.
1. It's about connecting the dots, hal ini terkait dengan intuisi yang dimiliki serang manusia untuk menjalani kehidupannya, dots digambarkan sebagai keputusan-keputusan kecil yang diambil seorang manusia di dalam kehidupannya, dan seiring berjalannya waktu, titik-titik tersebut pada akhirnya akan membentuk garis yang sangat jelas. Yang terpenting dari hal ini adalah keberanian manusia itu untuk bertindak atas intuisinya, secara rasio mungkin hal ini sulit untuk dimengerti, tapi kalo lebih jauh dipikirkan --compares with my own live-- agaknya ada benarnya juga.
2. Love and loss, untuk yang satu ini intinya kita harus benar-benar mencintai segala hal yang kita lakukan, kalo dalam pidatonya Mr. Steve Jobs menceritakan pengalamannya dalam pekerjaan, tapi kalo menurut gue lebih dari itu, semua aktivitas itu akan menuai hasil yang maksimal kalo kita benar-benar mencintai apa yang kita lakukan --terdengar common sense sih-- tapi gue bisa sedikit mengerti mengenai hal yang satu ini.
3. Death, dalam pidatonya, Mr. Steve Jobs mengutarakan bahwa kematian adalah sebuah konsep intelektual murni, dimana semua hal dalam kehidupan akan sirna ketika berhadapan dengan yang namanya kematian, selain itu jangan sampe diri loe terkekang sama yang namanya dogma --hasil pemikiran orang lain-- karena pada akhirnya keadaan diri loe itu nggak berkembang, penting : bukan berarti bertindak tanpa batas. Jadi ingat perkataan guru SMA, namanya Mr. Maurid Panjaitan (he's christian), dia bilang : "kalian boleh berpikir sebebas dan seliar apapun, tapi ketika bertindak kembalikan kepada aturan-aturan yang mengikat diri kalian (baca : agama)", gue setuju dengan pendapatnya. Lagipula sayang banget kalo waktu yang ada di dunia ini habis cuma untuk mengikuti apa kata orang tok --tanpa memilah.
Mungkin tulisan kali ini cukup sampai di sini, yeah..yeah.. dapet pelajaran lagi --senangnya--, karena senang beberpa waktu lalu gue senyum-senyum sendiri, eh si arek suroboyo kayaknya salah tangkep he..he..he..
reference :
(*) http://news-service.stanford.edu/news/2005/june15/jobs-061505.html
Access date : 18 September 2005
No comments:
Post a Comment