Mungkin nantinya judul dari setiap tulisan di blog diganti insomnia terus kali yak, rasanya kok mood untuk update blog muncul kalo memang lagi gak bisa tidur :p. Mau cerita sedikit ah...
ceritanya tentang seorang anak manusia yang punya hobi jalan-jalan dan seringnya juga sendirian, "kayak orang bego" kata seorang teman, masa bodoh. Pun Sampai sekarang juga cuma jadi seorang pengamat --kelas teri pula, gue punya semboyan petualang, begini : "jejakkan kakimu di tanah yang baru, minum airnya, kenalilah masyarakatnya", untuk penggalan terakhir "kenalilah masyaraktnya" adalah hal menarik buat gue ketika berada di daerah baru, lalu bisa mengetahui kebudayaanya, pola interaksi sosial dan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dan sering juga hal-hal sederhana yang terjadi, rasanya kok menagih.
Pembaca suka ini ?
Pernah melihat garis cakrawala yang mempertemukan laut dan langit, menarik bukan ?, mungkin kalo ini sedikit beda, batas yang gue maksud adalah pepohonan yang terlihat kecil berderet. Duduk di sebuah angkutan umum yang menghubungkan antar satu kabupaten dengan kabupaten lain di jawa tengah tak lepas dari pemandangan permadani hijau yang sangat luas. Di saat musim penghujan seperti saat ini, para petani menanami sawah-sawah (mereka ?) dengan padi, dan di awal musim seperti ini umumnya tanaman masih menghijau --belum memiliki bulir padi. Menurut gue sangat menyenangkan melihat hal seperti ini, ditemani hembusan angin segar di siang hari, tak lupa suara siaran radio yang memperdengarkan lagu-lagu dengan bahasa setempat, begitupula dengan obrolan di antara satu-dua penumpangnya. Klasik itu asik.
Di sela-sela lukisan indah tersebut, rupanya ada seorang gadis berseragam SMU yang memasang senyum manis --mesam-mesem ngono loh-- dengan seorang lelaki sebayanya yang berada di sudut belakang angkutan, entah siapa yang memulai, si lelakipun membalas nya dengan curi-curi pandang dan senyum menggoda. Beberapa lama kemudian terdengar gelak tawa dan canda dari luar angkutan umum, rupanya ada empat anak perempuan berseragam SMP yang menaiki satu becak, dua orang di bangku utama dan dua orang lagi duduk di tempat pijakan, ditemani si mas yang mengayuh pedal dengan kepayahan sambil sesekali mengusap keringatnya, sedangkan pengiringnya adalah teman-teman lain baik laki maupun perempuan bersepeda --semi ontel-- beriringan sambil sesekali terjadi percakapan kecil di antara mereka. Ketika menyaksikan hal tersebut, pikiran yang terbesit di kepala gue adalah bahwa di antara mereka nantinya ada orang besar yang akan membawa kemajuan bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Selain tentunya akan ada juga yang terkapar karena terhambat masalah umum yaitu AKSES.
Melompat sedikit ke hal lain, untuk pembaca yang kebetulan peduli dengan nasib pendidikan di Indonesia, gambaran sederhana yang gue ceritakan di atas sekiranya bisa memberikan sedikit percikan semangat bahwa mereka & pendidikan --terutama AKSES-- memang patut untuk diperjuangkan, ah ya, gue pun belum --bahkan tidak-- bisa berbuat banyak kecuali sekedar menjadi pengamat kelas TERI yang miskin tindakan. Ah, sutralah (baca : sudahlah), kayaknya mulai melantur.
No comments:
Post a Comment